Oleh  -

fetra f5
Jakarta, Selular.ID – Di era yang semakin “dikendalikan” oleh aplikasi, akibat yang fatal dapat terjadi jika aplikasi tidak dilindungi. Pasalnya, saat ini penjahat siber menyerang aplikasi. Mereka berusaha memanfaatkan celah di sekeliling aplikasi untuk melancarkan aksinya.
Sebagai contoh, jika pemerintah memiliki aplikasi yang bisa mengakses data-data sumber daya alam, seperti gas atau minyak, di Indonesia, jika tidak dilindungi dengan baik maka dapat menimbulkan kerugian ketika seseorang menyalahgunakan data tersebut.
Kasus nyata beberapa waktu lalu di suatu negara di Asia, suatu sistem moda transportasi darat, yaitu kereta api, berhasil di bobol oleh sekelompok orang yang mengakibatkan sistem transportasi tersebut tidak berfungsi. Bayangkan jika seluruh sistem di Indonesia sudah terintegrasi dan terkoneksi satu sama lainnya. Serangan terhadap aplikasi akan mampu menimbulkan kerugian finansial dan lebih buruknya korban jiwa. Salah satu contoh ketika sistem transportasi asal berhasil di override oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Dampak serangan aplikasi di era aplikasi ini sangatlah fatal.
Fetra Syahbana, Country Manager F5 Networks Indonesia, menjelaskan bagaimana pentingnya perlindungan data di sektor layanan publik, misalnya asuransi BPJS kesehatan. Bila sampai kebobolan, ada banyak data masyarakat, seperti riwayat penyakit dan rekam medis, yang bocor ke luar dan bisa saja malah ‘diacak-acak’ oleh orang tak bertanggung jawab.
“Apa yang muncul, chaos kan?,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia sendiri, menurut Fetra, sudah menyadari hal tersebut, karena itulah membentuk Badan Cyber Nasional. Pemerintah tidak akan memata-matai warga sendiri, namun lembaga itu hanya untuk mengantisipasi serangan cyber dan mencegah agar sistem informasi negara tidak shut down(mati).

Posting Komentar

 
Top